Senin, 04 Oktober 2010

Materialisme Sejarah



Dasar Pemikiran materialisme sejarah adalah bahwa arah yang ditempuh sejarah sama sekali ditentukan atau dideterminasikan oleh perkembangan sarana – sarana produksi materiil. Jika sebagai contoh kita memilih pengelolaan tanah, maka perkembangan sarana -sarana produksinya adalah; tugal, cangkul, bajak, mesin, dan sebagainya. Disini sarana – sarana produksi menentukan hubungan- hubungan produksi. Dengan hubungan produksi tersebut menjadikan hubungan manusia satu sama lain dibangun atas dasar kedudukannya dalam proses produksi. Mode of production, begitu bangunan suprastruktur ini biasanya disebut. Dengan pandangan materialisme sejarah ini, selanjutnya berimplikasi pula pada pandangan bahwa gejala – gejala yang ada pada masyarakat seperti hukum, tata politik, filsafat, kesenian, moral dan agama ditentukan dan merupakan cerminan dari basis ekonomi yang merupakan dasarnya.

Untuk memaklumi pandangan Marx semacam itu kita dapat menelaah 5 prinsip yang dipegang Marx dengan cukup teguh di masa kematangannya.
(1)Konsepsi, untuk mana Marx sangat berhutang budi pada hegel tentang swa penciptaan (self creation) manusia yang progresif. (2)Gagasan tentang keterasingan. Meskipun istilah 'keterasingan' sebenarnya kurang disukai marx, namun pokok-pokok pikiranya menuju kearah sana, di mana ia menelusuri pertumbuhan dari pembagian kerja dan munculnya kepemilikan pribadi, yang puncaknya merupakan proses pengasingan kaum tani dari penguasaan atas prasarana produksi mereka. Demikian pula halnya yang terjadi pada buruh. (3)Sebuah konsep dasar dari semacam orde sosial yang diharapkan dan di duga akan menggantikan kapitalisme. (4)Marx memilih untuk meninggalkan filsafat dan mengutamakan suatu pendekatan sosial dan historis. (5)Suatu konsep ringkas tentang praxis yang revolusioner, di mana hanya dengan bersatunya teori dan praktek, dengan bersambungnya pengertian teoritis dan kegiatan politik praktis, perubahan sosial bisa dibuat menjadi kenyataan.

Buah karya pertam setelah bersatunya Marx dan Engels adalah keluarga kudus. Karya yang banyak menimbulkan polemik ini, mulai ditulis pada akhir tahun 1884. bagian terbesar dari buku ini merupakan karya Marx yang menceritakan putusnya hubungan Marx dengan pemudu-pemuda pengikut Hegel. Tak lama kemudian ideology jerman menyusul yaitu ditulis pada tahun 1845-1846. karya ini pada dasarnya merupakan suatu karya kritik, yang untuk pertama kalinya Marx mengemukakan pernyataan umum mengenai prinsip-prinsip materialisme sejarah.

Di dalam buku ideology jerman, Marx memulai dari fakta-fakta nyata sederhana. Untuk hidup, manusia harus memproduksi alat penyambung hidupnya (makanan, minuman, tempat tinggal, dan sebagainya). Untuk melakukannya, mereka harus bekerja sama dalam suatu pembagian kerja. Setiap tingkat perkembangan produksi itu sendiri adalah hasil dari perkembangan sejarah dan hasil pencapaian dari generasi manusia sebelumnya. Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan bentuk-bentuk kerja sama, pembagian kerja, dan karenanya juga orientasi kemasyarakatan. Masyarakat berubah melalui serentetan tingkat yang ditandai dengan berbagai bentuk pemilikan. Pemilikan komunal masyarakat kuno didasarkan pada peranan budak, pemilikan feodal (tanah) atas pemerasan hamba. Pemilikan perorangan borjuis atas eksploitasinya terhadap proletariat pekerja upahan yang tidak memiliki apa-apa. Setiap tingkatan bentuk produksi adalah lebih tinggi dari yang dulu. Setiap tingkat menyediakan syarat bagi yang akan datang. Perkembangan kapitalis akan menciptakan pemiskinan proletariat oleh kapitalisme. Komunisme adalah bentuk sejarah yang tak terhindarkan.

Apabila Hegel menganggap Roh (ide atau akal) sebagai asas kenyataan sejarah, maka marx dalam materialisme sejarahnya bertolak dari kemasyarakatan yang historis, dunia rohani timbul dari itu. Dilihat dari segi ekonomis, maka kenyataannya masyarakat dikuasai oleh hubungan-hubungan ekonomis dan produksi; ini merupakan basic struktur dari politik-sosial-keagamaan masyarakat dari seluruh kehidupan kultural. Masyarakat borjuis kapitalis sekarang, seperti halnya periode-periode yang mendahuluinya, mengandung antagonisme sosial, yang disebabkan oleh cara-cara produksi kapitalis. “sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga kini adalah sejarah pertentangan kelas.”

Dengan adanya perkembangan yang hebat dari kekuasaan industri dan ilmu pengetahuan, maka timbulah kontradiksi yang tajam. Alat mesin dapat mempersingkat kerja dan memberi lebih banyak keuntungan, tetapi juga dapat menyebabkan kelaparan dan kerja lembur. Manusia menjadi tuan dari alam, tapi bersamaan dengan itu menjadi budak dari manusia yang lainnya. Antagonisme industri modern dan ilmu pengetahuan disatu pihak, dan kemiskinan serta korupsi di pihak lain. Ini menyebabkan adanya antagonisme sosial atau pertentangan kelas. Yaitu dua kelompok yang saling bertentangan: borjuasi dan proletariat, tuan dengan budak, penindasan dengan yang tertindas. Emansipasi individu akan tercapai dengan jalan menggulingkan tertib masyarakat yang ada. Proletariat, sebuah bangsa terpilih dari konsep materialisme sejarah, adalah satu-satunya kekuatan revolusioner yang mempunyai potensi untuk menumbangkan masyarakat kapitalistis dan membangunkan masyarakt komunis yang dicita-citakan.

Hanya proletariatlah yang merupakan kelas progresif sebenarnya dengan misi universal, karena mereka dilarang mengenyam hak-hak istimewa masyarakat yang vested. Gerakan kaum proletar adalah suatu kesadaran diri dan gerakan yang tidak tergantung dari mayoritas besar. Setelah mencapai kemenangan, proletariat tidak akan menjadi kelas yang berkuasa, tetapi supremasi akan dihapuskannya. Disitu tidak akan ada pertentangan kelas, tetapi suatu kehidupan bersama, dimana setiap orang dapat berkembang dengan bebas, untuk perkembangan bebas dari semua orang! Jadi 'kerajaan tuhan', namuna tanpa tuhan, dan berada di dunia. Inilah tujuan akhir dari cita-cita marx dengan materialisme sejarahnya.


Daftar pustaka:
Giddens, Anthony. kapitalisme dan Teori-teori sosial modern. Jakarta: UI press 1986.
Bertens,K. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: kanisius 1990.
Brewer, anthony. Kajian kritis Das Kapital Karl Marx. Jakarta: teplok press 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar